sumber: tanyadigital.com

Tujuan dari pembuatan content strategy adalah untuk menciptakan konten yang bermakna, kohesif, menarik, dan berkelanjutan. Content strategy berfokus pada perencanaan, pembuatan, penyampaian, dan tata kelola konten. Brand harus bisa memastikan bahwa konten yang dipublikasi berguna dan bermanfaat, terstruktur dengan baik, dan mudah ditemukan oleh audience .

Kristina Halvorson melalui bukunya yang berjudul ”Content Strategy for the Web” membahas secara rinci manfaat dan cara membuat content strategy. Dalam buku ini dijelaskan bahwa content strategy dapat membantu kita untuk mengidentifikasi apa yang sudah ada, apa yang harus diciptakan dan yang lebih penting mengapa hal itu harus diciptakan. Untuk membantu pemasaran brand untuk tumbuh dan berkembang, brand harus mampu secara konsisten menghasilkan konten yang menarik dan diteliti dengan baik, berkelanjutan dan dinamis.

Berikut adalah hal-hal yang harus diidentifikasi saat membuat content strategy, yaitu:

1. Identifikasi Tujuan dan Substansi:

Fokus pada konten apa yang diperlukan untuk berhasil menjalankan strategi inti brand. Ini mencakup karakteristik seperti arsitektur pesan, audience yang dituju, serta voice dan tone dari konten.

2. Peran dan Alur Kerja:

Fokus pada cara bagaimana brand mengelola dan memelihara konten setiap hari, termasuk peran dari setiap orang, tugas, dan alat yang diperlukan sepanjang siklus hidup konten.

3. Menentukan Struktur:

Fokus pada bagaimana konten diprioritaskan, diatur, dan diakses. Berfokus pada konten itu sendiri, termasuk memetakan pesan ke konten, menyambungkan pesan yang ingin disampaikan ke konten, dan membuat rincian cara menyampaikan pesan tersebut ke dalam konten.

4. Identifikasi Kebijakan dan Standar Konten:

Fokus pada kebijakan, standar, pedoman yang berlaku terhadap konten dan siklus hidupnya, serta bagaimana organisasi akan mempertahankan dan mengembangkan strategi kontennya.

Selain itu, menurut Digital Marketing Institute, inilah cara menyusun content strategy yang baik:

1. Membuat spesifikasi konten yang sesuai dengan karakteristik target pasar. Hal ini bisa dilakukan dengan cara menentukan usia, jenis kelamin, kondisi geografis, pendidikan, dan aspek lainnya dari audience sehingga bisa merencanakan strategi yang tepat.

2. Menyusun brand style guide agar semua konten yang dibuat memiliki style yang sama. Style yang dimaksud meliputi warna brand, logo brand, tagline, dan hal-hal lain yang bisa menjadi ciri khas dari brand tersebut yang akan berjalan secara konsisten kedepannya.

3. Mengatur strategi editorial agar isi konten bisa konsisten namun tetap menarik di mata audience. Pengaturan ini bisa dilakukan dengan mengatur strategi gaya penulisan, menentukan pesan utama dari brand yang ingin disampaikan, serta hal-hal utama yang menjadi visi dan misi dari brand untuk disampaikan ke audience.

4. Menyusun strategi promosi melalui konten-konten yang dibuat. Strategi promosi ini berkaitan dengan media dan jadwal untuk mempublikasikan konten. Promosi bisa dilakukan lewat media sosial, iklan di radio atau televisi, iklan di billboard, dan berbagai jenis media dengan jumlah audience yang besar. Selain itu, diperlukan timing yang tepat untuk mempublikasikan konten agar tersampaikan secara maksimal ke audience.

5. Melakukan analisis untuk mengetahui apakah strategi yang telah diimplementasikan membantumu mencapai tujuan campaign. Analisis ini sangat penting agar brand tidak mengulangi kesalahan yang sama. Indikator yang bisa digunakan sebagai bahan analisis adalah engagement dari promosi, komentar dari audience, annual report tentang teknis yang terjadi selama melakukan promosi secara berkala, dan aspek lainnya yang berhubungan dengan pemasaran konten yang dilakukan dalam waktu tertentu.

Bagaimana? Kamu sudah paham bagaimana cara menyusun content strategy yang baik dan tepat sasaran? Kalau kamu masih bingung, kamu bisa hubungi Connact untuk memahami lebih dalam bagaimana cara menyusun content strategy yang baik. Hubungi Connact sekarang!